Sign In

Babaritan Kranggan

Kampung Adat Kranggan Bekasi: Menjaga Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi

Kampung Adat Kranggan merupakan sebuah desa adat Sunda yang terletak di Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat. Kampung ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-15 dan merupakan salah satu desa adat tertua di Jawa Barat. Tradisi masyarakat Kranggan telah diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi dan dipimpin oleh tetua adat yang disebut Kolot atau Olot.

Menurut tetua adat, penduduk awal Kampung Kranggan mulanya merupakan keturunan Prabu Siliwangi yang kemudian mengungsi ke kawasan tersebut sejak beberapa abad yang lalu hingga sekarang. Tradisi dan budaya Sunda masih lekat terasa di Kampung Kranggan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti bahasa, pakaian, adat istiadat, dan kesenian.

Masyarakat Kampung Kranggan masih menjunjung tinggi tradisi dan kearifan lokal leluhur mereka. Hal ini terlihat dari berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti:

Arsitektur rumah adat: Rumah-rumah di Kampung Kranggan sebagian besar menggunakan kayu nangka dan bambu sebagai material konstruksi. Bentuk rumah adat yang masih dilestarikan adalah rumah panggung dengan atap yang terbuat dari rumbia. Rumah Adat Kranggan telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya oleh Pemerintah Kota Bekasi sesuai dengan keputusan Walikota Bekasi Nomor: 431/Kep.255-Porbudpar/VI/2011.

Upacara adat: Masyarakat Kampung Kranggan masih melaksanakan berbagai upacara adat secara rutin, seperti Upacara Seren Taun, Upacara Ngarot, dan Upacara Hajat Kasempur.

Kesenian tradisional: Kampung Kranggan memiliki berbagai kesenian tradisional yang masih dilestarikan, seperti jaipongan, tari topeng, gamelan ajeng goong dan wayang golek.

Kerajinan tangan: Masyarakat Kampung Kranggan terkenal dengan kerajinan tangannya yang terbuat dari bambu, seperti bakul, rakit, dan anyaman.

Di Kampung Kranggan terdapat beberapa situs budaya yang masih dilestarikan, seperti Sumur Binong, Sumur Alet, Petilasan Raden Sanglai Senopati, dan Makam Raden Rangga. Masyarakat Kampung Kranggan masih menggunakan teknologi tradisional dalam pembuatan kerajinan bambu dan pengasapan ikan cue. 

Upaya pelestarian budaya di Kampung Kranggan juga dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti festival budaya, pertunjukan kesenian tradisional, dan edukasi kepada generasi muda. Selain itu, masyarakat Kranggan juga aktif dalam mempromosikan kampung adat mereka kepada wisatawan.

Kampung Adat Kranggan memiliki potensi wisata yang besar. Di sini, pengunjung dapat belajar tentang budaya Sunda, melihat rumah-rumah adat, dan menikmati kuliner khas Sunda. Kampung Adat Kranggan menghadapi beberapa tantangan, seperti modernisasi, urbanisasi, dan alih fungsi lahan.

Kampung Adat Kranggan merupakan contoh nyata dari sebuah kampung adat yang masih eksis di tengah modernisasi kota. Tradisi dan budaya Sunda masih lekat terasa di kampung ini, dan masyarakatnya masih aktif dalam menjaga dan melestarikannya. Keberadaan Kampung Adat Kranggan merupakan aset budaya yang berharga bagi bangsa Indonesia.

Opat Handap Kalima Pancer: Semarak Babaritan Kranggan Bekasi di Bulan Juli 2024

Kampung Adat Kranggan, Bekasi, bersiap menyambut semaraknya tradisi Babaritan dalam gelaran “Opat Handap Kalima Pancer” di bulan Juli 2024. Acara ini diselenggarakan oleh komunitas Bangunkota dengan dukungan kolaborasi pentahelix, yang menjanjikan perpaduan budaya, edukasi, dan hiburan menarik bagi para pengunjung.

Lebih dari sekadar ritual sedekah bumi, Babaritan Kranggan merupakan warisan budaya takbenda yang sarat makna. Nilai-nilai kearifan lokal, rasa syukur, dan penghormatan terhadap alam terpancar dalam setiap tradisi yang dilestarikan.

Pergelaran “Opat Handap Kalima Pancer” akan membawa pengunjung menyelami kekayaan budaya Sunda melalui berbagai kegiatan menarik. Beragam workshop akan diadakan, mengundang para pakar dan pelaku budaya untuk berbagi pengetahuan tentang tradisi Babaritan, seni tari, musik, dan kerajinan tangan khas Kranggan.

Tak hanya itu, pertunjukan seni dan budaya juga akan memeriahkan acara. Pengunjung dapat menikmati penampilan tari tradisional Sunda, alunan musik yang merdu, dan pertunjukan seni lainnya yang memukau.

Kolaborasi pentahelix dalam perhelatan ini patut diapresiasi. Dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, akademisi, pelaku usaha, media, hingga masyarakat, menunjukkan komitmen bersama untuk melestarikan budaya dan tradisi Babaritan Kranggan.

Bagi para pecinta budaya dan alam, “Opat Handap Kalima Pancer” adalah kesempatan emas untuk merasakan langsung kemeriahan tradisi Babaritan Kranggan. Lebih dari itu, acara ini juga menjadi wadah untuk mempererat silaturahmi dan meningkatkan rasa cinta terhadap budaya lokal.

Mari jadikan Babaritan Kranggan 2024 sebagai momen untuk memperkaya pengetahuan dan kecintaan kita terhadap budaya Indonesia.

Nantikan informasi lebih lanjut mengenai tanggal dan waktu pelaksanaan, serta pendaftaran workshop, di media sosial Komunitas Bangunkota.

#WarisanKranggan #MerayakanKranggan #KrangganLestari #BabaritanKranggan #OpatHandapKalimaPancer #KrangganBekasi #Bangunkota